Assallamuallaikum Wr. Wb.
Lama sudah sekali tidak beraktivitas menulis secara online terutama melewati blog. Tulisan ini semoga menjadi tulisan pelecut semnagat tulisan-tulisan berikutnya. Tulisan ini merupakan mimpi masa lalu yang terwujud, kembali ke Ponorogo bukan sebagai peserta, tapi sebagai pemateri. Pemateri di acara yang melecutkan semangat juangku waktu itu, Kelas 1 MAN. Acara itu
adalah Pelatihan Fasilitator dan Pendamping (PFP) 1.
Hari itu, senang sekali bisa datang kembali ke ponorogo, di tempat dan acara yang sama. Bangunan itu menjadi saksi bisu betapa buruknya skill waktu, baik dari retorika, ideologi dan KeIPMan. Tempat itu tidak banyak berubah, bangunan dan suasana sama persis 5 tahun yang lalu. Pelatihan itu ditempatkan di Jenangan Barat, sebuah lokasi yang jauh dari makan enak dan sinyal. Bebunyian hewan khas pedesaan sangat terdengar ketika malam tiba.
Bertemu salah satu sahabatku, Fakhrudin. Lebih tepatnya dia merupakan musuh tersebesarku waktu pelatihan itu. Dia selalu menjadi oposisi dari setiap statement yang saya keluarkan, tapi hari kita benar-benar menjadi sahabat karib. Lama tidak berjumpa bukan menjadi hambatan untuk memperkuat ikatan kita. Pada acara itu, dia menjadi salah satu panitia yang berjibaku menyiapkan acara itu, bercerita berita-berita baik dan buruk. Pada penghujung cerita kita selalu ingat dengan kata-kataku sesaat sebelum pelatihan tersebut ditutup "Dua atau Tiga Tahun Lagi, IPM Kota Kediri pasti Bisa Bersaing dengan IPM Ponorogo"
Kata-Kata itu selalu menjadi nafas dalam setiap langkah ketika sampai di Kota Kediri. Setiap kegiatan, dipastikan sangat diselimuti semangat dari seluruh kader. Bukti-bukti sedikit-sedikit terwujud dengan Melantik Resmi PR IPM MAN KEDIRI II KOTA KEDIRI (ranting sekolah negeri berbasis aktivis NU), Mendirikan 2 ranting desa sekaligus (pertama kali dikota kediri mendirikan ranting desa), dan Menjadi Tuan Rumah Musyawarah Wilayah (Musywil) IPM Jatim dengan sangat meriah. Terlebih, meskipun sebuah kecelakaan, kader kota kediri menjadi formatur dengan perolehan suara terbanyak. tentunya ini mendapat bantuan dari berbagai pihak, dan akhrinya duduk di Ketua Bidang Organisasi 2014-2016.
Saya akui, saya menemukan nyawa IPM di Poronogo. Saat itu, IPmawan Wasis begitu sabar dan ulet mengolah peserta-peserta selaku MOT. Orang ini sangat luar biasa, sehingga sering kami undang untuk mengisi acara perkaderan di KOta Kediri. Pada kesempatan itu, saya juga dipertemukan kembali dengan mas Wasis. Selain mas wasis, saya dipertemukan dengan Mbak Ida, Mbak Ida merupakan aktivis IPM ponorogo yang pernah duduk di Ketua Bidang Perkaderan PW IPM Jawa Timur 2 periode. Banyak link yang saya dapatkan dari senior yang satu ini, Sekali lagi terima kasih IPM Ponorogo
0 komentar:
Posting Komentar