Welcome on my blog "Dahlan"

Rabu, 05 Agustus 2015

Perpustakaan Indoneisa vs Perpustakaan Luar Negeri

Sekilas bangunan ini memang mirip seperti  cafe yang nyaman untuk saling bercengkrama. Opini tersebut muncul saat melihat betapa indahnya desain dan indahnya nuansa perabotan yang ada di dalamnya. Bangunan ini tidak lain adalah perpustkaan yang tentunya sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia.
Pertama yang harus kita tekankan adalah peryataan "kenapa bangsa Indonesia selalu dibanding-bandingkan dengan luar negeri?". Sebenarnya itu mengarah bukan untuk menjatuhkan melainkan memberikan keyakinan bahwa sebenarnya kita bisa seperti di luar negeri. Perbedaanya adalah di luar negeri sanggup berintegrasi atas hingga ke bawah.

Perpustkaan di luar negeri menyajikan suguhan yang sangat menarik. Buku yang selalu update, informasi-informasi terkini di dunia dan tempat yang nyaman. Berbeda sekali dibandingkan dengan Indonesia, hanya dalam hitungan jari perputsakaan di Indonesia menyajikan dengan indah. Sebagian besar perpustakaan terletak di Kampus-kampus Favorit, seperti UB, UI, UGM dsb.

Budaya masyarakat luar negeri juga berbeda dengan Idnoensia. Masyarakat di sana khusunya kaum pelajar hampir pasti dalam 12 jam kerja memenuhi penjuru ruang perpustakaan. Tidak sedikit pelajar yang kehabisan tempat untuk membaca sehingga harus membawanya pulang. Pelajar yang jarang ke perpustakaan akan malu dengan sendirinya karena terlihat paling bodoh diantara teman-temanya.
Generasi emas harus mengambil langah taktis untuk menyikapi ini. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengimbangi suasana yang tidak seimbang. Pertama, Tancapkan mimpi pada sanubari bahwa kita bisa dan bersaing di kancah internasional. Hal pertama adalah menanamkan mimpi ini pada generasi remaja. Kita harus saling mengobarkan semangat membaca sejak dini, apapunm kapanpun dan dimanpun kepada sesama teman. Setidaknya dengan membaca.

Kedua, di era serba modern harus dilakukan gerakan sadar internet. Banyak layanan yang dapat diakses setiap waktu dan dimana saja. Menggunakan media informasi seperti detik, okezone dan mengituki via twitter atau melewati journal ilmiah yang bisa di akses di gogle.scholar. Setidaknya melewati beberapa media informasi digital tersebut dapat menambah pengetahuan terkini, meskipun keberanaranya masih kita gali lebih dalam.

So, pastikan budidaya membaca untuk menjadi muslim yang berkemajuan. Keep Spirit.

0 komentar:

Posting Komentar