Sudah menginjak setengah abad organisasi dakwah dikalangan pelajar ini berdiri di Indonesia. Jumlah pimpinan di Indonesia mencapai angka puluhan ribu tentunya hal ini disebabkan oleh perkembangan sekolah muhammadiyah secara kuantitas dan kualitas. Beberapa kegiatan masing-masing pimpinan memberikan warna yang berbeda pada ikatan ini.Kegiatan tersebut memicu beberapa kebanggaan pada ukhuwah ini meskipun tujuan utama adalah berdakwah di kalangan pelajar, banyak inovasi yang dilakukan dalam mengemasnya, seperti futsal, ngeband dan outbond. Namun kenyataan tidak seperti yang diharapkan, banyak
pimpinan IPM yang sudah mempunyai mental remuk.
Deformasi bentuk pena yang tertuai dalam bentuk logo IPM merupakan kunci pertama yang harus diperhatikan oleh kader-kader ikatan. Pena merupakan simbol bagi pencerdesan melewati gerakan iqra, membaca dan menulis. Hal ini sesuai dengan wahyu pertama kali yang turun pada nabi Muhammad SAW, ditambah saat tersebut baginda tidak mempunyai kemampuan membaca. Hal itu merupaan isyarat untuk menambah pengetahuan adalah membaca.
Membaca jangan dimaknai sempit untuk golongan ilmu yang ditekuni, melainkan seluruh ilmu yang ada di dunia ini. Pengetahuan yang manusia miliki hanya setetes air di tengah lautan sehingga naif sekali jika kita tidak terbuka dengan ilmu-ilmu yang lain. Analogi diatas menggiring peryataan bahwa tidak salah seorang ahli IPA membaca ilmu IPS, Sarjana Biologi membaca Ekonomi, dan seterusnya. So, Jangan pernah membatasi diri.
Membaca harusnya dipahami secara luas oleh seluruh kader ikatan. Tidak hanya ilmu yang mendalam, perlunya membaca informasi juga sangat penting untuk mengembangkan wawasan dan informasi. Hal ini sangat penting untuk membentuk pribadi yang ketinggalan informasi dan kolot (mengedepankan sifat kedaerahan atau suku). Terlebih di zaman serba digital ini segala informasi dapat diakses dengan mudah.
So, Membacalah, itu ciri kader IPM... Kritis dan jangan pernah ingin ketinggalan informasi. Jika dirasa membosankan, carilah teman untuk sering mengajak membaca dan diadakan ajang diskusi untuk mengasah seberapa jauh dan sering kader membaca. Semangat pena
0 komentar:
Posting Komentar