7-12 Juni merupakan hari kesempatan yang sangat langka bagi warga sekitar malang, Hal ini tidak lain karena diselenggarakanya PENAS yang diselenggarakan di Kab. Malang. Lebih tepatnya acara ini dilaksanakan di Stadion kanjuruhan, Kepanjen Kab. Malang. Stadion utama club Sepak Bola AREMA Malang ini terkenal dengan luas yang besar, tetapi karena acara ini bersifat Nasional
membuat stadion tertutupi dengan stand, exkpo, pedangang, pameran (ternak, produk dan alat) yang semua berhubungan dengan Pertanian, Peternakan dan Perikanan.
Hal ini seharusnya dimanfaatkan oleh semua kalangan. Melihat secara langsung betapa luar biasa tuhan memberikan potensi kekayaan alam yang diberikan kepada warga negara Indonesia untuk mengelolanya. Mulai dari kekayaan genetik berupa bibit unggul (lokal maupun silangan), teknologi yang sudah maju, olahan produk-produk (menarik, menyehatkan dan ekonomis) dan masih banyak lagi. Semua terangkum secara akbar dalam acara ini, seluruh provinsi, kab/kota seluruh Indonesia memamerkan kemajuan ilmu pertanian daerah masing-masing.
Acara ini dibuat sebagai ajang pertemuan para petani untuk saling bertukar informasi dan ilmu. Berikut peryataan pengamat tentang PENAS
Ketika saya dan teman-teman menyempatkan berkunjung kesana, saya merasakan sendiri bagaimana besarnya bangsa ini. Berasal dari berbagai suku, budaya teryata juga menghasilkan ilmu yang beraneka ragam. Merasa seperti tidak mungkin bahwa indonesia tidak dapat melakukan progam swasembada. Pertanyaan besar sebenarnya di mana letak masalah pertanian, peternakan dan perikanan bangsa ini? Padahal dari segi ilmu jelas kita tidak jauh tertinggal.
Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) merupakan ajang pertemuan para petani dan nelayan yang digagas tokoh tani nelayan sejak tahun 1971. Untuk itu, Penas XIII yang akan berlangsung di Kutai Kartanegara (Kukar) pada 18 hingga 23 Juni, merupakan kelanjutan hasil keputusan Penas XII/2007 sebagai wahana bagi para petani nelayan seluruh Indonesia.
Agendanya meliputi konsolidasi antarpetani dan nelayan, pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil pertanian, hingga membahas potensi perikanan dan kehutanan yang dari tiap daerah se-Indonesia.
"Melalui Penas di Kutai Kartanegara ini, kita bisa saling mengisi dalam upaya memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani nelayan. Ini sekaligus mengawali pemerintahan yang baru pilihan petani nelayan seluruh Indonesia yang diharapkan mampu mengubah petani nelayan menjadi lebih bergairah terhadap pembangunan pertanian umumnya dan pengaruh usaha agribisnis," kata Ketua Umum KTNA Nasional Winarno Tohir dalam rapat pleno Penas XIII yang dihadiri Ketua Pelaksana Penas Kabupaten Kukar HAPM Haryanto Bachroel di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian Jl. Harsono RM Nomor 3 Ragunan, Jakarta Selatan, belum lama ini. (Dinas Kaltim)
0 komentar:
Posting Komentar